Pertanyaan
tersebut lumayan sering muncul ketika beberapa orang dianjurkan dengan paksa
ataupun tidak paksa untuk belajar Matematika. Tidak tahu apakah pertanyaan itu
muncul sebagai wujud nyata dari ke-kritis-an seseorang atau justru muncul
sebagai refleksi atas ke-apatis-an seseorang terhadap Matematika?
Pertanyaan
tersebut lumayan sering saya dengar sejak dulu, tetapi sepertinya saya pribadi
tidak pernah mengajukan pertanyaan tersebut mungkin karena kepasrahan dan
kekurangkritisan saya. Menurut pengalaman pribadi ditambah penuturan beberapa
teman, pertanyaan tersebut diungkapkan mulai dari anak kecil (SD) sampai
mahasiswa. Pertanyaan tersebut kelihatannya cukup sepélé tapi lumayan sulit
untuk dijawab, kecuali kalau kita menjawabnya dengan prinsip “pokoknya…”.
Berikut ini
beberapa contoh jawaban ngawur atas pertanyaan tersebut:
1. Ketika Tita (seorang anak SD kelas 1) bertanya “Untuk apa
sich belajar Matematika?”
Mungkin bisa
dijawab dengan singkat, “Supaya kamu bisa menghitung banyaknya kue yang kamu
miliki dan juga bisa membaginya dengan adil untuk kakak dan adik”
2. Bagaimana kalau pertanyaan tersebut dilontarkan oleh
seorang anak SMP?
Jawab saja dengan
“Karena nanti di SMA (kalau melanjutkan sekolah) kalian juga akan belajar
Matematika.”
3. Untuk anak SMA kita bisa memberikan jawaban untuk
membuktikan dan menurunkan beberapa rumus Fisika kita membutuhkan Matematika.
*Halah…jawaban macam apa ini*
4. Yang terakhir ini benar-benar pengalaman pribadi saya
yang terbaru tentang pertanyaan tersebut.
Sekitar 1 tahun
yang lalu saya ditanya oleh seorang mahasiswa Jurusan Pendidikan Keolahragaan
yang harus menempuh satu mata kuliah wajib yang katanya menyebalkan, yaitu
Matematika Dasar. Dia tanya “Untuk apa sih belajar Matematika segala? Memang
kalau kita mau melempar lembing harus menghitung sudutnya dulu supaya bisa
jauh?”.Jujur saja saya tidak kaget dengan pertanyaan “Untuk apa sih belajar
Matematika segala?” tetapi saya lumayan kaget dengan pertanyaan lanjutannya;
“Memang kalau kita mau melempar lembing harus menghitung sudutnya dulu supaya
bisa jauh?”. Pertanyaan lanjutan tersebut sebenarnya sudah menunjukkan kalau
dia tahu Matematika di dalam ilmu keolahragaan tetapi tentu saja hal tersebut
bukan merupakan aplikasi nyata dan realistis Matematika dalam ilmu
keolahragaan. Terus terang waktu itu saya tidak mau berdebat panjang lebar
tentang kegunaan Matematika bagi dia karena menurut saya dia juga benar. Waktu
itu saya langsung memberi jawaban “Ya kamu benar. Mungkin kamu memang tidak
butuh ilmu Matematikanya untuk disiplin ilmu keolahragaanmu, tetapi ingat kamu
sangat membutuhkan nilai mata kuliah Matematika tersebut. Seandainya kamu tidak
lulus mata kuliah Matematika, niscaya kamu tidak akan bisa menempuh ujian
skripsi…apalagi lulus jadi Sarjana Olahraga.”.Tidak tahu dia puas atau tidak
dengan jawaban ngawur saya tersebut tapi yang jelas dia langsung diam dan
menurut kabar yang saya terima dia dapat lulus mata kuliah Matematika Dasar
dengan nilai yang memuaskan, tentu saja nilai yang dia dapat tidak ada
kaitannya dengan jawaban saya waktu itu.
Tapi apakah
sesimpel itu jawaban-jawaban untuk pertanyaan “Untuk apa belajar Matematika?”
Ilmu
Matematika diantaranya meliputi aritmatika, geometri, aljabar dll sehingga
kalau mau sok idealis tentu saja banyak manfaat Matematika untuk ilmu
pengetahuan lain dan juga untuk kehidupan, misalnya:
1. Kombinasi
(Statistika) bisa digunakan untuk mengetahui banyaknya formasi tim bola voli
yang bisa dibentuk.
2. Aritmatika hampir
digunakan setiap hari, yaitu untuk hitung-menghitung.
3. Geometri bisa
digunakan para ahli sipil karena geometri salah satunya adalah membahas tentang
bangun dan keruangan.
4. Aljabar bisa
digunakan untuk memecahkan masalah bagaimana memperoleh laba sebanyak mungkin
dengan biaya sesedikit mungkin.
5. Mungkin dengan
logika Matematika juga bisa membantu untuk berpikir logis, tapi tentu saja
bukan hanya Matematika saja yang bisa membantu dalam berpikir logis.
Itulah
beberapa manfaat belajar Matematika jika ditinjau dari sudut pandang “sok
dalil”, sehingga tentu saja masih banyak yang ngéyél “Untuk apa anak STM
belajar tentang diferensial dan integral?”
Jadi sekali
lagi, “Untuk apa susah-susah belajar Matematika?”
Sumber : http://deking.wordpress.com/2007/03/06/untuk-apa-belajar-matematika/
0 komentar:
Posting Komentar